About Me

Kamis, 01 September 2016

MASJID BEJO DARMOLAKSONO


MASJID KH.M BEDJO DARMOLEKSONO
sumber://www.google.com/search?q=GAMBAR+MASJID+DARMOLEKSONO+MALANG&client=firefox-b-ab&tbm=isch&imgil=29BnzOZXUIQLzM%253A%253BW2dq4YS9FnyiRM%253Bhttp%25253A%25252F%25252Fraudatuljannah27.student.umm.ac.id%25252F2016%25252F06%25252F03%25252Frumah-sakit-umm-masjid-kh-m-bedjo-darmoleksono%25252F&source=iu&pf=m&fir=29BnzOZXUIQLzM%253A%252CW2dq4YS9FnyiRM%252C_&usg=__rIsHfKgOWV5S5JQUr3nrlk2Z6T4%3D&biw=1366&bih=659&ved=0ahUKEwjJr4zHoe7OAhXHpo8KHWxABO4QyjcIOw&ei=cSvIV4mzGMfNvgTsgJHwDg#imgrc=29BnzOZXUIQLzM%3A


       Masjid KH M. Bedjo Darmoleksono terletak di dalam Komplek Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang di di Jl. Tlogomas, sekitar 500 meter dari kampus III Universitas Muhammadiyah Malang.
       Rektor UMM, Dr. Muhadjir Effendy, MAP berharap agar keberadaan masjid ini akan menjadi fasilitas untuk mendekatkan rumah sakit dengan masyarakat. Masjid yang sudah lebih dulu selesai dibangun dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Menurut beliau membangun moral jauh lebih penting sebelum membangun fisik. Itulah hal yang menjadi landasan utama kenapa pihak rektorat UMM lebih memprioritaskan pembangunan masjid daripada pembangunan fisik Rumah Sakit. Dan tentu saja pembangunan fisik Rumah sakit yang ukuran nya jauh lebih besar dengan kompleksitas yang tinggi akan memakan waktu lebih lama sebelum dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya. Seluruh pembiayaan pembangunan Masjid dan Rumah sakit UMM ini ditanggung sendiri oleh UMM meski tak menutup kemungkinan bila ada investor yang berminat untuk menanamkan modal.
Pembangunan Masjid ini dimulai dengan peletakan batu pertama proyek pembangunan komplek Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 22 Juli 2009 oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Sudibyo.
       Masjid KH. Bedjo Darmoleksono, di komplek Rumah Sakit Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa TimurMasjid bernuansa Tiongkok yang satu ini benar benar istimewa, karena dibangun bukan oleh komunitas Muslim Tionghoa Indonesia tapi justru dibangun oleh Universitas Muhammadiyah Malang. Ketika Universitas Muhammadiyah Malang berencana membangun sebuah Rumah Sakit lengkap dengan fasilitas Masjid, Rektorat UMM memutuskan untuk memprioritaskan pembangunan masjid agar segera dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, dan setelah beberapa kali berganti design ahirnya diputuskan untuk membangun sebuah masjid dengan arsitektur Tiongkok.
       Rektor UMM Dr. Muhadjir Effendy, MAP memberi nama masjid itu dengan nama Masjid KH M. Bedjo Darmoleksono, Nama seorang tokoh pelopor Muhammadiyah di Malang. Pada saat artikel ini dibuat masjid ini belum genap berumur sebulan dan Lantai satu masjid ini sementara waktu masih digunakan sebagai kantor Pengelola Rumah Sakit.
Dipilihnya arsitektur Tiongkok dengan tiga lapis atap masjid, menandakan bahwa UMM bersifat terbuka, plural dan bisa belajar dari mana saja, termasuk ke negeri China. Tiga lapis atap yang mirip masjid Muhammad Cheng        Ho Pasuruan itu, menandakan kekuatan Iman, Islam dan Ihsan.
Masjid Kyai Bedjo memiliki struktur bangunan yang khas. Gaya arsitekturnya meniru gaya Tionghoa, yang mengingatkan kita pada bentuk bangunan masjid Muhammad Cheng Ho di Pasuruan. Filosofi yang hendak dibangun dari bentuk bangunan itu, diambil dari anjuran Islam untuk mencari ilmu hingga ke negeri Cina. Dengan demikian, siapapun yang melihat dan berkunjung di masjid itu diharapkan bisa terinspirasi hadis nabi ‘tuntutan ilmu sampai ke Cina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar